
STIE Cendekia Karya Utama Semarang – Susilowati berhasil menempuh S3 Jurusan Manajemen Pendidikan di Kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes), belum lama ini. Anak dari seorang buruh tani ini menjadi dosen dengan gelar doktor pertama di STIE Cendekia Karya Utama Semarang. Tidaklah mudah bagi Susi untuk menempuh pendidikan tinggi. Sebab ia berasal dari keluarga yang kurang mampu di Dukuh Mijen RT 01, RW 10 Bulungcangkring Jekulo Kudus.
Susi dibesarkan oleh seorang Bapak bernama Parwi yang bekerja sebagai buruh tani dan Ibu Kusnah, yang sudah meninggal tahun 2009 lalu, serta 8 kakak yang semuanya hanya berpendidikan SD dan SMP. Sejak kecil, Susi sudah bercita-cita menjadi guru. Namun, karena kondisi keluarga yang tidak mampu, ia bahkan tidak mendapat dukungan dari orang tua dan keluarga kala itu. Untuk menggapai mimpinya, selepas lulus SMK ia bekerja sebagai kasir dan menabung untuk bisa kuliah. Tahun 2009 ia berkuliah sambil bekerja dibantu kakaknya Yudi Setiawan dan Supriyanto. ”Saya masih ingat keluarga saya selalu bilang anakke wong rak due ojo ngranggeh langit, maksudnya anak orang gak punya jangan mimpi meraih langit, tapi saya tetap optimistis meraih mimpi saya. Cibiran itu saya jadikan semangat saya hingga saya bisa menjadi seperti sekarang ini, bisa sampai lulus S3,” tuturnya. Wanita berusia 31 tahun tersebut bekerja sebagai dosen dan Ketua Program Studi Manajemen di STIE Cendekia Karya Utama Semarang sejak tahun 2017.
Susi lulus S2 tahun 2016 bulan November dan bekerja di bulan April tahun 2017 sebagai dosen. Dengan modal nekad, ia lantas meneruskan pendidikan S3. Menurut dia, sebagai dosen harus berupaya meningkatkan ilmunya. ”Mumpung saya masih muda, saya bertekad kuliah S3. Saat mendaftar kuliah pun saya hanya memiliki uang Rp 10 juta untuk biaya pendaftaran. Uang tabungan habis untuk biaya tersebut. Namun saya optimistis Allah akan memberi jalan sepanjang saya selalu berdoa, berusaha dan bersungguh-sungguh dalam belajar,” ungkap Susi.
Susi menuturkan, suka duka selama kuliah S3 sangatlah kompleks, dimana ia harus mengatur waktu kuliah dan bekerja mengumpulkan uang untuk biaya kuliah. Sewaktu kuliah ia sambil kerja memberikan les kepada anak-anak SD bahkan SMP. Terkadang ia tidak bisa tidak membeli makan waktu istirahat karena tidak punya uang. Berangkat kuliah, selalu nebeng teman karena tidak punya motor. Untuk mengerjakan tugas pun, ia harus selalu meminjam laptop milik teman. ”Alhamdulillah akhirnya saya bisa lulus S1 bahkan sampai S3 sekarang ini. Saya bisa mengangkat derajat dan membahagiakan bapak saya untuk berangkat haji,” ujarnya. Dikatakannya, pendidikan adalah adalah investasi masa depan.
Menurutnya, ia tidak akan merasa rugi dengan harus kuliah tinggi mengeluarkan uang, tapi kuliah itu nanti menjadi tabungan untuk meraih masa depan. ”Saya selalu memberikan motivasi dan semangat kepada mahasiswa untuk jangan takut bermimpi. Raihlah cita-cita setinggi langit meski berasal dari keluarga kurang mampu,” ujarnya. Disertasi yang Susi kerjakan berjudul ”Pengaruh Diklat, Iklim Organisasi, Kompetensi Terhadap Kinerja Dosen STIE di Kota Semarang Melalui Kepuasan Kerja”. Yaitu mengenai kinerja dosen STIE di seluruh Kota Semarang termasuk STIE di tempatnya ia bekerja, STIE Cendekia Karya Utama. Ia mengupas tentang kinerja para dosen STIE. Ia berharap agar kiprah STIE bisa berkembang seperti Universitas. ”Ke depan saya akan meningkatkan karir di bidang pendidikan dan mengamalkan ilmunya kepada masyarakat,”terangnya. (Humas & IT)